ISTRI IDEAL
ADALAH PENDAKI
By. Uje_kenangan
Membaca
dari beberapa ungkapan bahwa suami ideal adalah pendaki Maka tak ada salahnya
kalau ane ungkapkan” ISTRI IDEAL @ PENDAKI”
Membawa beban di punggung puluhan kilo tak pernah
menyerah dalam cuaca buruk, bertanggung jawab pada teman seperjalanan, menjadi
koki di alam bebas dan tak pernah menyerah dalam keadaan terburukpun.
Seorang wanita pendaki adalah wanita yang langka apalagi
di iringi dengan pribadi yang tangguh pantang mengeluh,karna wanita yang
terbiasa bertarung dengan cuaca dan keadaan yang tak dapat diprediksi demi
menggapai keindahan alam yang tak bisa terungkap dengan kata-kata.
Mungkin tak terlalu berlebihan jika hal itu dinobatkan
kepada seorang wanita pendaki” ISTRI IDEAL @ PENDAKI” walaupun masih ada sedikit kontroversi karna
kebanyakan pendaki di dominasi oleh para lelaki.
Jika hal itu dapat di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari bahkan kehidupan berumah tangga maka
predikat tersebut sangat pantas bagi wanita pendaki, jika kita gambarkan maka
dari setiap gontaian langkah kaki sang pendaki dengan beban ransel di pundak
hingga menggapai PUNCAK, di ibaratkan seorang wanita yang takkan pernah letih
memikul tanggung jawab sebagai seorang ISTRI yang takkan pernah ia lepaskan
hingga nyawa memisahkan demi suatu tujuan kebahagiaan diri dan keluarganya.
Dengan susah sang pendaki menuju puncak melewati lembah,
jalan setapak yang curam menanjak, bahkan cuaca yang tidak bersahabat seperti
badai, kabut tebal, dingin yang menusuk menjadi hal yang biasa bagi wanita
pendaki yang selalu penuh semangat, begitupun juga diibaratkan seorang wanita
yang kuat mempertahankan keutuhan keluarganya, bisa menerima suami apa adanya,
bahkan bisa menghemat/bersurvivor di saat kantong suami bolong.....
(heee...hee...... Peace boy...!)
Dalam pendakian kehabisan logistic” kelaparan” tersesat, cidera, menjadi cobaan tersendiri
bagi pendaki, memakan makanan seadanya demi bertahan hidup, tidur beralaskan
matras yang jauh dari kata empuk di dalam sempitnya tenda di tambah dinginnya
malam yang sangat menusuk tulang, Tapi
lelah letih,dingin, lapar, bahkan sakit semua akan menjadi sirna ketika melihat
indahnya matahari pagi sebagai awal baru datang di ufuk timur di puncak gunung
di atas indahnya hamparan awan dan seakan berada di suatu NEGERI DI ATAS AWAN.
Semeru,16
mei 2010
@uje_kenangan