Selasa, 21 Mei 2013

PENDAKIAN GUNUNG ARJUNO & WILERANG JALUR TRETES


Gunung Welirang adalah gunung yang masih aktif dengan kawah yang selalu menghembuskan asap dan cairan belerang. Gunung ini merupakan kompleks gunung yang membentuk barisan. Terdapat beberapa gunung di sekitar Gunung Welirang-Arjuna diantaranya : Gn. Arjuna (3339 mdpl), Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl). Gn. Welirang dapat didaki dan berbagai arah; arah Utara (Tretes dan Trawas ), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).
JALUR TRETES
Dari Surabaya kita naik bus jurusan Malang atau sebaliknya, turun di Pandaan dan ganti kendaraan ke jurusan Tretes. Kendaraan yang menuju kawasan wisata Tretes ini berupa Izusu L300 yang berhenti di pertigaan Pasar Buah Pandaan. Dengan tarif Rp.5.000,- per orang. Turun di depan hotel Tanjung. Di perjalanan menuju Tretes terdapat sebuah Candi Jawi peninggalan jaman Hindu.
Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata serta terdapat air terjun yang indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Terdapat pula tempat perkemahan yang ramai dikunjungi para pelajar pada hari-hari libur.
Tempat pendaftaran berada di pinggir jalan raya, tepatnya di seberang hotel Tanjung. Dengan membayar biaya pendaftaran Rp.4.500,- serta diwajibkan menitipkan katu tanda pengenal. Di pos pendaftaran ini terdapat empat buah kamar mandi umum.


Dari Pos pendaftaran kita berjalan mengikuti jalan aspal sekitar 200 meter kita akan sampai di pintu masuk Taman Wisata Air Terjun Kaket Bodo yang berada di belakang hotel Surya. Dari pintu masuk ini jalanan sudah di semen hingga Pos Pet Bocor atau Air Terjun.
Berjalan sekitar 200 meter kita akan bertemu dengan percabangan yang ke kanan menuju Bumi Perkemahan dan Air Terjun Kakek Bodo. Sedangkan ke kiri (lurus) menuju Pet Bocor arah menuju puncak Gunung Welirang.



Hingga Pet Bocor jalur masih rapi disemen dengan kemiringan yang sangat tajam, sehingga bisa dijadikan pemanasan pendakian yang cukup menguras nafas dan tenaga. Dengan suasana lingkungan yang bersih dan sejuk karena masih terlindungi oleh pohon-pohon besar.



Berperang dengan kabut dr pet bocor menuju kop_kopN

Setelah berjalan sekitar 45 menit sampailah kita di Pos Pet Bocor. Di Pet Bocor terdapat tempat yang sangat luas untuk membuka beberapa tenda. Terdapat pula sumber air yang berasal dari pipa-pipa saluran air yang bocor. Pada hari-hari libur terdapat warung makanan.
Dari Pet Bocor perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalanan berbatu yang sudah rusak. Jalur sangat lebar bisa dilewati Jip, dengan kondisi alam yang terbuka, jarang terdapat pohon, dan dikiri kanan jalan hanya ditumbuhi alang-alang dan ditanami pisang untuk mengatasi alang-alang.
Jalur ini biasa digunakan oleh Jip pengangkut belerang hingga Pos Kokopan.
Sehingga pendaki bisa juga menuju ke Pos Kokopan dengan menumpang Jip yang hanya ada bila memang hendak mengambil belerang saja. Di siang hari jalur akan terasa sangat panas dan berdebu, sehingga sebaiknya pendakian dilakukan di sore, malam, atau pagi hari. Di sepanjang jalur pendaki akan disuguhi pemandangan ke arah Tretes dan gunung Penanggungan yang sangat indah.


@Uje_perjalanan menuju kop_kopan



@lokasi kop_kopan di saat kabut



@Akhir" kedua kali'a uje mendaki arjuno_ di kop kopan dapet momen indah pemandangan gunung penanggungan


Setelah berjalan sekitar 3 jam pendaki akan sampai di Pos Kokopan. Kokopan berada diketinggian 1500 mdpl, terdapat pondok-pondok yang didirikan oleh para penambang Belerang. Terdapat pula sungai kecil yang airnya cukup melimpah. serta dilengkapi dengan MCK sederhana. Terdapat pula warung makanan yang hanya buka pada hari-hari libur. Kawasan ini bisa menampung cukup banyak tenda dan dikelilingi pohon-pohon cemara. Nyaman untuk menginap karena cukup terlindung dari hembusan angin. Di siang hari udara terasa dingin dan seringkali berkabut.
Di kokopan terdapat sebuah makam keramat yang terbuat dari susunan batu. Makam ini tepatnya berada di sebelah bawah Pos Kokopan di dekat tikungan jalur. Konon para pendaki dan penambang sering dimunculkan oleh penampakan seseorang kakek dan kakek tersebut mengajak berbicara, setelah memperkenalkan diri sebagai Maulana Malik Ibrahim maka kakek tersebut berpamitan hendak pulang ke rumah dan menghilang tepat di makam tersebut.
Dari Pos Kokopan perjalanan dilanjutkan menuju Pos Pondokan. Terdapat banyak jalur untuk menuju Pondokan. Jalur yang sering digunakan para pendaki adalah jalur utama yang berupa punggungan gunung yang lurus. Jalur berupa jalan berbatu yang terjal sehingga sangat menguras tenaga terutama bila pendakian dilakukan di siang hari, di malam hari jalur pendaki ini akan susah dikenali karena tertutup semak-semak. Tidak ada rambu-rambu penunjuk arah. Pendakian di siang hari cukup nyaman karena banyak terdapat pohon-pohon besar di sepanjang jalur pendakian. Waktu yang dibutuhkan sekitar 4 jam untuk menuju Pos Pondokan.
Jalur yang lain untuk menuju Pos Pondokan adalah jalur para penambang. Jalur ini cukup landai namun lebih jauh karena memutar dan menyimpang 2 hingga 4 punggungan gunung dari punggungan utama jalur pendaki. Jalur penambang setiap hari digunakan oleh para penambang untuk menurunkan belerang dari Pondokan ke Kokopan dengan menggunakan gerobak sederhana, sehingga jalur ini selalu berdebu terutama di siang hari. Jalur ini melintasi kawasan hutan yang cukup lebat dan diselimuti semak-semak belukar yang rapat. Bagi pendaki yang baru pertama kali mendaki gunung Welirang disarankan menggunakan jalur para penambang, karena jalurnya cukup lebar dan sangat jelas. Waktu yang dibutuhkan sekitar 4 hingga 6 jam untuk menuju Pos Pondokan dari jalur penambang ini.


Mohon maaf ya sobat HIMALAYA slayer himalaya di jadikan pengikat kepala oleh teman uje cz waktu itu darurat teman uje terluka di bagian dahi.

Pos Pondokan berupa tanah terbuka yang cukup luas dengan ketinggian berkisar 2250 mdpl. Terdapat pondok-pondok sederhana yang dibangun oleh para penambang Belerang. Di sebelahnya terdapat sungai dengan debit air yang sangat kecil. Sumber air berupa bak penampungan yang dialiri air dari pipa-pipa yang berasal dari rembesan air sungai.
Pada hari Minggu dan musim liburan kadangkala ada warung makanan yang buka. Di pos ini pendaki biasanya bermalam untuk mempersiapkan diri melanjutkan pendakian ke puncak gn-Welirang atau menuju gn.Arjuna. Persediaan air minum disiapkan dari Pos Pondokan ini.
Menuju Puncak Gn-Welirang terdapat banyak jalur pintas, jalur utama berupa jalan berbatu yang terjal. Jalur penambang tidak terlalu terjal tetapi memutar melipir sisi sebelah kanan. Masih dibutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk mencapai puncak gunung Welirang. Jalur memasuki kawasan hutan cemara yang diselimuti semak-semak. Menjelang Puncak Gunung welirang jalur terbagi menjadi dua. Jalur penambang lurus menuju kawah di mana para penambang mengambil belerang. Jalur pendaki ke arah kanan melintasi punggungan yang sangat curam dan berbatu-batu.





Di kawasan Puncak Gunung Welirang pemandangannya sangat luar biasa indahnya. Pendaki bisa berkeliling mengelilingi kawah untuk mendaki beberapa puncak-puncak kecil. Bila cuaca bersih kita bisa memandang puncak gunung Arjuna dengan detail yang sangat jelas. Gunung Penanggungan juga jelas terlihat sangat dekat.
Terdapat banyak puncak dan banyak kawah yang masih aktif. Kawah yang paling besar dan dalam adalah Kawah Jero, di sebelahnya adalah Kawah Plupuh. Tebing-tebing di sekitar puncak menghembuskan asap belerang. Beberapa lubang di tebing juga mengeluarkan cairan belerang yang berwarna keemasan.




Ni @ Leader Andalan Uje dkk biasa di panggil Caex"s Leader

Asap belerang yang pekat bila berhembus mengenai mata bisa menyebabkan mata bengkak untuk itu segera cuci mata dengan air bersih. Bila terhirup dalam waktu yang cukup lama maka bisa menyebabkan pening dan pingsan. Untuk itu bila asap tebal belerang sedang menyelimuti puncak sebaiknya tidak mendekatinya. Agar sedikit lebih aman gunakan kaca mata dan masker penutup hidung yang dibasahi dengan air.
Puncak Gunung Welirang sering diguncang gempa lokal, yang disebabkan oleh pergerakan belerang di dalam perut gunung yang bergerak menuju lubang-lubang di atas puncak. Batu-batu di sekitar puncak juga terasa panas bila dipegang atau diduduki.
Terdapat Gua Sriti yang cukup luas di dekat Puncak gunung Welirang, gua ini dahulunya di jaman Belanda pernah dibangun sebuah villa serta tempat penangkaran Kijang. Terdapat batu-batu pondasi bekas pagar dan bangunan-bangunan villa serta kandang kijang. Juga terdapat sebuah makam keramat di dekat gua tersebut yang diyakini oleh para penambang belerang sebagai makam Mbah Tedjo Geni.


MELANJUTKAN KE GN.ARJUNA
DARI PONDOKAN
Setelah beristirahat di pondokan, pendakian di lanjutkan dengan menempuh jalur ke arah kiri. Melintasi hutan pinus dan setelah berjalan sekitar 1 jam akan sampai di pasar setan. Lintasannya agak mendatar dan banyak ditumbuhi pohon rumput yang agak tinggi dan pohon pinus



.Melewati padang rumput yng luas yng bias di sebut pasar setan. di tempat ini terkenal sangat angker. menurut pengalaman pribadi ane saja Uje & tim sempat tersesat dan hanya muter-muter di satu tempat pasar setan ini tidak bisa keluar dr tanah lapang ini.tidak bisa menemukan jalur menuju puncak  setelah evaluasi ternyata ada salah satu anggota pendaki kita yng menyalahi aturan dengan mengambil batu & sebuah Benda d areal pasr setan tersebut,7 itulah penyebabnya mengapa kita bisa tersesat di tempat itu. Konon kata'a apabila kita bertindak sembronoh di areal pasar setan ini maka kita akan tersesat di tempat yang sama.
Di Lembah Kidang terdapat sumber air yang berada di ketinggaan sekitar 2.300mdpl. Di lembah ini dapat dijumpai satwa-satwa penghuni gunung arjuna. Dari Lembah Kidang Jalur kembali menanjak dan selanjutnya akan bertemu dengan persimpangan jalur yang menuju puncak Gn. Arjuna dan Puncak Gn.Welirang ( lewat Gn. Kembar1 dan Gn. Kembar 2)
Berjalan menyusuri hutan cemara, jalur kembali menanjak. setelah berjalan sekitar 1,5 jam dari persimpangan kita akan melewati tempat yang dinaniakan "Pasar Dieng", ketinggiannya hampir sama dengan puncak G. Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan waktu ± 10 menit. Di puncak Gn. Arjuna banyak terdapat batu-batu besar yang berserakan. Ada juga sebuah batu yang dikeramatkan masyarakat, batu tersebut berbentuk seperti kursi.



MELANJUTKAN KE GN. ARJUNA
DARI PUNCAK GN.WELIRANG
Bila kita akan melanjutkan penjalanan menuju Gn. Arjuna maka setelah kita sampai di puncak G. Welirang kita berjalan turun tepatnya ke arah selatan. Terdapat satu dataran yang cukup luas yang menjadi persimpangan antara puncak Gn.Welirang, Jalur ke Pondokan, Ke Kawah penambang dan ke selatan ke Gn. Kembar 1.
Jalur menanjak melalui hutan cemara hingga puncak Gn. Kembar 1 yang memiliki ketinggian 3.051 mdpl, kemudian menurun menyusuri jurang, maka akan sampai di persimpangan kembar setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam dari Gn.Welirang. Jalur kembali menanjak menapaki puncak Gn. Kembar II dengan ketinggian 3.126 mdpl. Jalur kemudian menurun dan selanjutnya akan berjumpa dengan persimpangan yang ke Gn.Arjuna dan ke Pondokan (kembali ke Tretes).

@Ni Puncak lg cerah indah bgt..... tp sayang buangettt..... 2 kali uje mencapai puncak Arjuno selalu di terpa kabut
Berjalan menyusuri hutan cemara, jalur kembali menanjak. setelah berjalan sekitar 1,5 jam dari persimpangan kita akan melewati tempat yang dinaniakan "Pasar Dieng", ketinggiannya hampir sama dengan puncak G. Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan waktu ± 10 menit.
Puncak G. Arjuna anginnya sangat kencang dan suhunya antara 5-10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu Panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah, kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan. serta laut utara dengan kerlipan lampu- lampu kapal. Puncak G. Arjuna disebut juga dengan Puncak 'Ogal-Agil' atau 'Puncak Ringgit.





Minggu, 19 Mei 2013

Belajar dari Edelweis tentang Keabadian, Ketulusan dan Pengorbanan



Bunga Edelewis
In Memorian uje_kenangan



Edelweis, sebuah tanaman eksotik dan endemik khas daerah alpina atau montana. Tanaman dari family Asteraceae tumbuh dan berkembang di daerah pegunungan dengan iklim yang dingin dan pada ketinggian diatas 2000mdpl. Hampir semua pegunungan ditumbuhi Edelweis. Beragam spesies muncul sehingga menciptakan keragaman yang menarik. Dari morfologi bunganya saja, terlihat ada Edleweis berwarna putih, ungu dan kuning, dan masih ada lagi mungkin di tempat lain. Anphalis Javanica, adalah Edelweis yang banyak di jumpai di pegunungan pulau Jawa.

Beragam istilah muncul untuk menyebut nama tanaman eksotis ini. Ada yang menyebut sebagai bunga keabadian, ketulusan dan perjuangan, dan masih banyak lagi intepretasi yang lain. Disebut bungan keabadian, karena bunganya yang terus awet dan berada dipuncak gunung sebagai simbol keabadian. Lambang ketulusan, karena Edelweis tumbuh di daerah yang khusus dan ekstrem, sehingga seolah menerima keadaan apa adanya tanpa menuntut kondisi yang mengenakan. Bunga ini juga mengandung arti sebagai lambang perjuangan, karena bunga ini tumbuh ditempat yang tandus, dingin, miskin unsur hara dan untuk mendapatkannya harus bersusah payah mendaki gunung.
Photobucket
Karena demikian hebatnya bungai ini, membuat mereka yang mengaku pecinta alam atau penggiat alam bebas berusaha mengabadikan bunga tersebut bahkan harus rela memindahkan habitatnya walau hanya setangkai bunganya saja. Di beberapa tempat wisata, Edelweis menjadi barang dagangan yang cukup menjanjikan karena banyak diburu mereka yang tak sanggup memetik di gunung. Saking laris manisnya, maka eksploitasi Edelweis dilakukan penduduk untuk di perdagangkan. Tidak berbeda jauh dengan tangan-tangan jahil penggiat alam bebas, walau tidak melakukan jual beli Edelweis, tetap saja mengambil tanpa memikirkan dampaknya. Memetik tanpa menanam, begitulah yang terjadi dan kenyataannya demikian. Entah sampai kapan prilaku tersebut akan berhenti, apakah menunggu kesadaran masing-masing pribadi atau setelah bunga keabadian tersebut habis dari habitatnya.
Mungkin bagi kita yang memiliki kesadaran akan arti penting Edelweis yang terancam oleh tangan-tangan jahil, tidak usah terlalu risau. Mungkin jika mata kita jeli, maka tanpa bersusah payah akan menemukan bunga keabadian tersebut. Tentu saja ada aturan main, dan menaati aturannya sebelum bertemu dengan bunga eksotik tersebut. Jangan berpikir, Edelweis hanya tumbuh pada stratifikasi vegetasi tertentu, yakni montana atau alpina yang terletak hampir di puncak gunung. Tetapi bunga ini, bisa di temui di tempat-tempat tertentu dan spesifik sesuai dengan habitat aslinya. Mari arahkan mata dan pandangan kita untuk sejenak bisa menikmati Anaphalis Javanica. Jangan mengambil atau merusak, cukup nikmati dan abadikan lewat gambar agar semua orang bisa menikmati.
Di Jalan Lingkar Salatiga, di sekitar kanan kiri bekas galian untuk jalan, banyak sekali di tumbuhi Edelweis. Edelweis merupakan tanaman perintis dalam suksesi lahan. Pada awalnya lahan yang di pangkas menjadi tebing-tebing yang curam, serta terlihat lapisan-lapisan tanahnya. Nampak tanah lapisan atas yang berwarna kecoklatan, lalu tanah liat “clay” kemudian tanah berpasir, berkerikil dan berbatu. Irisan tanah secara vertikal ini menyulitkan beragam tumbuhan untuk hidup, dan hanya tanaman pioner saja yang mampu tumbuh dan berkembang disana. Ibarat lahan tandus, makan beberapa tanaman perintis yang mampu tumbuh, seperti; paku-pakuan, lumut, rerumputan dan Edelweis adalah salah satunya.
Photobucket
Edelweis adalah tumbuhan perintis di tanah vulkanik yang tandus, bebatuan pegunungan dan lembah-lembah. Keistimewaan Edelweis adalah mampu hidup dalam media yang miskin unsur hara, karena tanaman ini bersimbiosis dengan mikoriza. Mikoriza adalah jamur yang berasda di perakaran yang bertugas menambat Nitrogen dan dekomposisi materi organik. Dari peran Mikoriza tersebut Edelweis mendapatlan nutrisi, sehingga mampu hidup ditanah tandus sekalipun. Lahan yang dipangkas vertikal menjadi habitat yang cocok untuk Edelweis, sehingga banyak ditemui di tebing-tebing curam disepanjang Jalan Lingkar Salatiga. Dengan perakaran yang kokoh dan mampu menembus celah-celah bebatuan memungkinkan Edelweis mampu hidup ditempat-tempat yang sudah dijangkau.
@uje_diantara edelewis d kalimati gunung semeru

Menjadi pertanyaan sekarang adalah darimana asal Edelweis ini, apakah ada yang menanam atau tumbuh dengan sendirinya. Family Asteraceae memiliki karangan bungan, dan menghasilkan banyak sekali bunga generatf. Oleh angin, serbuk-serbuk bunga yang berisi bungan-bungan generatif di terbangkan dan disaat mendapat media yang tepat akan tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan Edelweis tergolong cepat, walau hanya memiliki tinggi 1 meter, akan menghasilkan bunga-bunga generatif yang melimpah. Di daerah yang sama sekali tidak terusik, seperti pegunungan Edelweis mampu tumbuh hingga 8m dan dengan batang yang kokoh.
Dari kajian ekologis, Edelweis memiliki peran sebagai pioner dalam revegetasi dan suksesi. Menjadi tanaman pertama yang tumbuh dan menghasilkan unsur-unsur hara sebagai media tumbuh tanaman lain. Selain tanaman perintis, Edelweis menjadi “cover corp” atau tanaman penutup yang mempu menahan hempasan air hujan dan laju permukaan, sehinga meminimalkan resiko erosi. Disisi lain, banyak serangga yang hidup didalam bunga untuk sekedar menghisap nektar atau berlindung didalam rimbunya dedaunan.
Photobucket
Jangan mengira Edelweis di Jalan Lingkar Salatiga seperti yang ada di gunung-gunung. Jalan Lingkar Salatiga dengan ketinggian dari permukaan laut sebesar 670m berbeda dengan Edelweis di ketinggian diatas 2000mdpl. Faktor lingkungan seperti, ketinggian, suhu, cahaya, nutrisi, kelembapan dan lain sebagainya berpengaruh terhadap pertumbuhan Edelweis. Di lokasi yang bukan habitat aslinya, Edelweis akang mengalami gangguan pertumbuhan. Di lokasi tersebut, Edelwesi terlihat dengan daun dan bunga yang tak serimbun di pegunungan, dan terkesan kurus. Namun adanya pembatas faktor lingkungan tak menghalangi Edelweis untuk tetap hidup, yakni dengan beradaptasi walau dengan pertumbuhan yang tidak normal. Sungguh perjuangan yang tidak mudah bagi Edelweis agar tetap hidup dilingkungan barunya. Yang menjadi ancaman, bukanlah kondisi lingkungan, tetapi yang ditakutkan adalah ulah tangan jahil yang tidak bertanggung jawab.

Menjadi pertanyaan sekarang, bisakah kita menjaga dan mengapresiasi tanaman eksotis tersebut. Jangan gara-gara dengan embel-embel bunga keabadian lantas memetik dan mempersembahkan kepada kekasih, percumah tak ada yang abadi kecuali bunga plastik yang perlu ratusan tahun agar terurai. Naif juga jika memetik Edelweis sebagai wujud ketulusan cinta, sebab Edelweis sudah lebih tulus dari cinta siapapun, sebab dia rela menjadi yang pertama untuk sebuah kehidupan. Jangan tanyakan tentang perjuangan untuk Edelweis, karena bunga ini harus benar-benar survive agar mampu menjadi yang pertama dalam suksesi dan revegetasi. Bijak sekali juga kita bisa belajar dari Edelweis Jawa ini bagaimana tentang keabadian, ketulusan dan pengorbanan, baik kepada orang terkasih, sesama dan alam ini, seperti yang ditunjukan Edelweis dalam habitatnya.



salam lestari.....!
DhaVe

Selasa, 14 Mei 2013

Soe hoe gie

Soe Hoek Gie di mata mahasiswa adalah sesosok demonstran tahun 60 an, dan Panutan di mata para pecinta alam dan penggiat alam bebas, Gie adalah  pendiri  Mapala UI organisasi pecinta Alam pertama di indonesia yang tewas di Semeru pada tahun 1969. Mati muda dalam usia 27 tahun di Semeru dan menjadi legenda pendaki Indonesia yang sampai kini namanya masih teramat dekat dengan komunitas pecinta alam.  Dan berikut ini kisah sedikit dari Soe Hoek Gie yang di sarikan dari buku hariannya, Catatan harian Seorang Demonstran, yang di perkuat oleh rekan pendakian ke Semeru  waktu itu, Rudy Badil.

“Saya sering mendapatinya asyik membaca di bangku panjang dekat dapur, kenang kakaknya, sosiolog Arief Budiman yang kini menetap di Australia. Kakak perempuannya Dien Pranata punya kenangan berbeda. Ketika anak-anak sebayanya asyik mengejar layangan, Gie malah nongkrong di atap genting rumah. “Matanya menerawang jauh, seperti mencoba menyelami buku-buku yang dibacanya.

Selain membaca, Gie juga suka menulis buku harian. Sejak usia 15 tahun, setiap hari, ia menulis apa saja yang dialaminya. Catatan harian pertamanya bertanggal 4 Maret 1957, ketika ia masih duduk di kelas 2 SMP Stada. Catatan terakhir bertanggal 10 Desember 1969, hanya seminggu sebelum kematiannya.


Di Puncak Pangrango




Di zaman Gie, kampus menjadi ajang pertarungan kaum intelektual yang menentang atau mendukung pemerintahan Bung Karno. Sepanjang 1966-1969 Gie berperan aktif dalam berbagai demonstrasi. Uniknya ia tak pernah menjadi anggota KAMI, organisasi yang menjadi lokomotif politik angkatan 66.

Gie lebih banyak berjuang lewat tulisan. Kritiknya pada Orde Lama dan Presiden Soekarno digelar terbuka lewat diskusi maupun tulisan di media masa. Ketika pemerintahan Soekarno ditumbangkan gerakan mahasiswa Angkatan 66, Gie memilih menyepi ke puncak-puncak gunung ketimbang menjadi anggota DPR-GR.

Sebagai anak muda, walaupun suka mengkritik dan doyan menyendiri, Gie ternyata sangat “gaul. “Penampilannya, biasa aja. Tapi kenalannya orang berpangkat dan nama-nama beken. Saya tahu, karena sering ikut dia. Misalnya saat ambil honor tulisan di Kompas atau Sinar Harapan. Nggak terbayang dia bisa kenalan dengan penyair Taufik Ismail dan Goenawan Mohamad! “, kata Badil.

Tewas Di Puncak Semeru


ini @ foto uje- Opa herman Lantang & istri'a dalam satu2nya sahabat soe hoe gie yg menyaksikan kematian soe hoe gie d puncak mahameru. soe hoe gie menghembuskan nafas terkhir'a d pangkuan  herman lantang

“Saya selalu ingat kematian. Saya ingin ngobrol-ngobrol, pamit, sebelum ke Semeru, begitu penggalan catatan harian Gie, Senin, 8 Desember 1969. Seminggu setelah itu, ia bersama Anton Wiyana, A. Rahman, Freddy Lasut, Idhan Lubis, Herman Lantang, Rudy Badil, Aristides Katoppo berangkat ke Gunung Semeru.

Siapa mengira, itulah terakhir kalinya mereka mendaki bersama Gie. Tanggal 16 Desember 1969, sehari sebelum ulangtahunnya ke 27 Gie dan Idhan Lubis tewas saat turun dari puncakkarena menghirup uap beracun. Herman Lantang yang berada di dekat Gie saat kejadian melihat Gie dan Idhan kejang-kejang, berteriak dan mengamuk. Herman sempat mencoba menolong dengan napas buatan, tapi gagal.

Musibah kematian Gie di puncak Mahameru sempat membuat teman-temannya bingung mencari alat transportasi untuk membawa jenazah Gie ke Jakarta. Tiba-tiba sebuah pesawat Antonov milik AURI mendarat di Malang. Pesawat itu sedang berpatroli rutin di Laut Selatan Jawa, Begitu mendengar kabar kematian Gie, Menteri Perhubungan saat itu Frans Seda memerintahkan pesawat berbelok ke Malang. “Saat jenasah masuk ke pesawat, seluruh awak kabin memberi penghormatan militer. Mereka kenal Gie!, kata Badil.





Jenasah Gie semula dimakamkan di Menteng Pulo. Namun pada 24 Desember 1969, dia dipindahkan ke Pekuburan Kober Tanah Abang agar dekat dengan kediaman ibunya. Dua tahun kemudian, kuburannya kena gusur proyek pembangunan prasasti. Keluarga dan teman-temannya, memutuskan menumbuk sisa-sisa tulang belulang Gie.

“Serbuknya kami tebar di antara bunga-bunga Edelweiss di lembah Mandalawangi di Puncak Pangrango. Di tempat itu Gie biasa merenung seperti patung, kata Rudy Badil.




by. Belantara indonesia

persiapan Sebelum Panjat Tebing





Panjat tebing butuh persiapan yang cukup matang. Karena seperti halnya dengan pesawat terbang, ketika ia mogok maka fatal akibatnya dan begitu pula yang membedakan panjat tebing dengan olahraga darat lainya. Ketika olahraga darat seperti naik gunung, kita lelah maka bisa istirahat cukup lama, namun ketika kita berada di dinding maka istirahatnya pun tidak bisa lama oleh karena itu dibutuhkan ketahanan fisik yang cukup untuk olahraga panjat tebing ini.


Sebenarnya olahraga panjat tebing ini tidak bersifat hanya fisik semata, di butuhkan strategi khusus untuk menyelesaikan olah raga ini. Seperti kita tahu, kalau panjat tebing maka posisi orang tersebut berada di ketinggian, dengan kata lain ia melawan gaya gravitasi sehingga energi yang dikeluarkan akan cukup banyak. Kalau ia keliru dalam menentukan rute,  jarak akan semakin panjang dan menyebabkan energi kita terkuras habis. 

Hal - hal yang perlu dipersiapkan sebelum panjat tebing

1. Persiapan Mental
Mental adalah hal yang utama dalam setiap olahraga kepecinta alaman, karena dengan mental yang tepat dan benar maka fisik pun akan mengikuti. Beda kalau mentalnya sudah jatuh, maka fisik yang kuat pun akan tidak berarti apa apa karena kalah dengan rasa takut yang sudah menjelma dan menguasai diri.

Ingat, orang hebat sekalipun dalam panjat tebing tidak datang dengan tiba - tiba melainkan dengan latihan, so pada saat Anda belum berhasil pada latihan tertentu, teruslah mencoba dan mencoba. Jauhkan diri dari pemikiran seperti : terlalu sulit, sudah cape, rutenya susah, rutenya untuk pemanjat berbadan tinggi /  pendek dan lain sebagainya. Cobalah hadapi dengan sikap yang baik, dan positif untuk selalu mencoba sekuat tenaga. Kalau belum berhasil, coba lagi dan lagi.

2. Persiapan Fisik Kekuatan

Dalam memepersiapakan kekuatan fisik, hampir semua organ akan dibutuhkan. Seperti halnya tangan, kaki, perut, dada, dan juga pinggang. Semua akan berperang penting manakala kita sedang menghadapi posisi sulit ketika memanjat.

Kelenturan
Kelenturan disini disamping pemanasan ketika melakukan panjat tebing, namun kelenturan disini termasuk pula kelincahan kita untuk menggerakan anggota tubuh untuk melewati rute - rute terentu. Kombinasi kelenturan dan kekuatan akan menjadikan alur gerak ( fluidity ) si pemanjat tampak indah dan biasanya wanita lebih memiliki komponen ini.

Daya tahan
Seperti di sebutkan sebelumnya, bahwa olahraga ini kalau bisa kita menggunakan sedikit waktu istirahat yang artinya sanggat di butuhkan ketahanan fisik disini. fisik yang stabil, lebih baik daripada fisik yang kuat namun hanya mampu bertahan beberapa menit. Oleh karenanya kita perlu juga latihan ketahanan tubuh kita.


Adapun jenis latihan yang bisa kita lakukan agar memperoleh tiga komponen diatas adalah :

  1. Push up ( min 100x dalam satu waktu ), kegunaannya yaitu untuk melatih jari agar lebih kuat dalam memegang point.
  2. Pull up ( min 15x dalam satu waktu ), kegunaannya yaitu untuk melatih otot tangan.
  3. Sit up ( min 75x dalam satu waktu ), kegunaannya yaitu untuk melatih otot perut.
  4. Lari kegunaanya untuk melatih kaki dan juga melatih ketahanan tubuh kita
  5. Jumping jack dapat berfungsi untuk melatih kelenturan.
3. Persiapan Alat 
Untuk persiapan alat, sepertinya akan terlalu panjang kalau dibahas semua disini. Silahkan di baca kembali di Peralatan Panjat Tebing.




Teknik Dasar Pendakian / Rock climbing

1. Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan. Para pendaki pemula biasanya mempunytai kecenderungan untuk mempercayakan sebagian berat badannya pada pegangan tangan, dan menempatkan badanya rapat ke tebing. Ini adalah kebiasaan yang salah. Tangan manusia tidak bias digunakan untuk mempertahankan berat badan dibandingkan kaki, sehingga beban yang diberikan pada tangan akan cepat melelahkan untuk mempertahankan keseimbangan badan. Kecenderungan merapatkan berat badan ke tebing dapat mengakibatkan timbulnya momen gaya pada tumpuan kaki. Hal ini memberikan peluang untuk tergelincir. Konsentrasi berat di atas bidang yang sempit ( tumpuan kaki ) akan memberikan gaya gesekan dan kestabilan yang lebih baik.

2. Friction / Slab Climbing
Teknik ini semata - mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal diatas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik.

3. Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan yang seolah - olah berfungsi sebagai pasak. Dengan cara demikian, dan beberapa pengembangan, dikenal teknik - teknik berikut.

Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari - jari tangan, kaki, atau tangan dapat dimasukkan / diselipkan pada celah sehingga seolah - olah menyerupai pasak.
Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar ( chomney ). Badan masuk diantara celah, dan punggung di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke belakang. Kedua tangan diletakkan menempel pula. Kedua tangan membantu mendorong keatas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.
Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar ( gullies ). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.
Lay Back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk menenpatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan. Tangan menarik kebelakang dan kaki mendorong kedepan dan kemudian bergerak naik ke atas silih berganti.

Pembagian Pendakian Berdasarkan Pemakaian Alat 

Free Climbing
Sesuai dengan namanya, pada free climbing alat pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan diri dapat ditingkatkan dengan adanya keterampilan yang diperoleh dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang benar. Pada free climbing, peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaanya ia bergerak sambil memasang, jadi walaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan oleh belayer.

Free Soloing
Merupakan bagian dari free climbing, tetapi si pendaki benar - benar melakukan dengan segala resiko yang siap dihadapinya sendiri.Dalam pergerakannya ia tidak memerlukan peralatan pengaman. Untuk melakukan free soloing climbing, seorang pendaki harus benar - benar mengetahui segala bentuk rintangan atau pergerakan pada rute yang dilalui. Bahkan kadang - kadang ia harus menghapalkan dahulu segala gerakan, baik itu tumpuan ataupun pegangan, sehingga biasanya orang akan melakukan free soloing climbing bila ia sudah pernah mendaki pada lintasan yang sama. Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang mampu dan benar - benar profesional yang akan melakukannya.

Atrificial Climbing
Pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan, seperti paku tebing, bor, stirrup, dll. Peralatan tersebut harus digunakan karena dalam pendakian sering sekali dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai.



By. Belantara Indonesia