

Sebenarnya olahraga panjat tebing ini tidak bersifat hanya fisik semata, di butuhkan strategi khusus untuk menyelesaikan olah raga ini. Seperti kita tahu, kalau panjat tebing maka posisi orang tersebut berada di ketinggian, dengan kata lain ia melawan gaya gravitasi sehingga energi yang dikeluarkan akan cukup banyak. Kalau ia keliru dalam menentukan rute, jarak akan semakin panjang dan menyebabkan energi kita terkuras habis.

Hal - hal yang perlu dipersiapkan sebelum panjat tebing
1. Persiapan Mental
Mental adalah hal yang utama dalam setiap olahraga kepecinta alaman, karena dengan mental yang tepat dan benar maka fisik pun akan mengikuti. Beda kalau mentalnya sudah jatuh, maka fisik yang kuat pun akan tidak berarti apa apa karena kalah dengan rasa takut yang sudah menjelma dan menguasai diri.
Ingat, orang hebat sekalipun dalam panjat tebing tidak datang dengan tiba - tiba melainkan dengan latihan, so pada saat Anda belum berhasil pada latihan tertentu, teruslah mencoba dan mencoba. Jauhkan diri dari pemikiran seperti : terlalu sulit, sudah cape, rutenya susah, rutenya untuk pemanjat berbadan tinggi / pendek dan lain sebagainya. Cobalah hadapi dengan sikap yang baik, dan positif untuk selalu mencoba sekuat tenaga. Kalau belum berhasil, coba lagi dan lagi.
2. Persiapan Fisik Kekuatan

Dalam memepersiapakan kekuatan fisik, hampir semua organ akan dibutuhkan. Seperti halnya tangan, kaki, perut, dada, dan juga pinggang. Semua akan berperang penting manakala kita sedang menghadapi posisi sulit ketika memanjat.
Kelenturan
Kelenturan disini disamping pemanasan ketika melakukan panjat tebing, namun kelenturan disini termasuk pula kelincahan kita untuk menggerakan anggota tubuh untuk melewati rute - rute terentu. Kombinasi kelenturan dan kekuatan akan menjadikan alur gerak ( fluidity ) si pemanjat tampak indah dan biasanya wanita lebih memiliki komponen ini.
Daya tahan
Seperti di sebutkan sebelumnya, bahwa olahraga ini kalau bisa kita menggunakan sedikit waktu istirahat yang artinya sanggat di butuhkan ketahanan fisik disini. fisik yang stabil, lebih baik daripada fisik yang kuat namun hanya mampu bertahan beberapa menit. Oleh karenanya kita perlu juga latihan ketahanan tubuh kita.
Adapun jenis latihan yang bisa kita lakukan agar memperoleh tiga komponen diatas adalah :
- Push up ( min 100x dalam satu waktu ), kegunaannya yaitu untuk melatih jari agar lebih kuat dalam memegang point.
- Pull up ( min 15x dalam satu waktu ), kegunaannya yaitu untuk melatih otot tangan.
- Sit up ( min 75x dalam satu waktu ), kegunaannya yaitu untuk melatih otot perut.
- Lari kegunaanya untuk melatih kaki dan juga melatih ketahanan tubuh kita
- Jumping jack dapat berfungsi untuk melatih kelenturan.
Untuk persiapan alat, sepertinya akan terlalu panjang kalau dibahas semua disini. Silahkan di baca kembali di Peralatan Panjat Tebing.

Teknik Dasar Pendakian / Rock climbing
1. Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan. Para pendaki pemula biasanya mempunytai kecenderungan untuk mempercayakan sebagian berat badannya pada pegangan tangan, dan menempatkan badanya rapat ke tebing. Ini adalah kebiasaan yang salah. Tangan manusia tidak bias digunakan untuk mempertahankan berat badan dibandingkan kaki, sehingga beban yang diberikan pada tangan akan cepat melelahkan untuk mempertahankan keseimbangan badan. Kecenderungan merapatkan berat badan ke tebing dapat mengakibatkan timbulnya momen gaya pada tumpuan kaki. Hal ini memberikan peluang untuk tergelincir. Konsentrasi berat di atas bidang yang sempit ( tumpuan kaki ) akan memberikan gaya gesekan dan kestabilan yang lebih baik.
2. Friction / Slab Climbing
Teknik ini semata - mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal diatas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik.
3. Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan yang seolah - olah berfungsi sebagai pasak. Dengan cara demikian, dan beberapa pengembangan, dikenal teknik - teknik berikut.
* Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari - jari tangan, kaki, atau tangan dapat dimasukkan / diselipkan pada celah sehingga seolah - olah menyerupai pasak.
* Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar ( chomney ). Badan masuk diantara celah, dan punggung di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke belakang. Kedua tangan diletakkan menempel pula. Kedua tangan membantu mendorong keatas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.
* Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar ( gullies ). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.
* Lay Back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk menenpatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan. Tangan menarik kebelakang dan kaki mendorong kedepan dan kemudian bergerak naik ke atas silih berganti.

Pembagian Pendakian Berdasarkan Pemakaian Alat
Free Climbing
Sesuai dengan namanya, pada free climbing alat pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan diri dapat ditingkatkan dengan adanya keterampilan yang diperoleh dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang benar. Pada free climbing, peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaanya ia bergerak sambil memasang, jadi walaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan oleh belayer.
Free Soloing
Merupakan bagian dari free climbing, tetapi si pendaki benar - benar melakukan dengan segala resiko yang siap dihadapinya sendiri.Dalam pergerakannya ia tidak memerlukan peralatan pengaman. Untuk melakukan free soloing climbing, seorang pendaki harus benar - benar mengetahui segala bentuk rintangan atau pergerakan pada rute yang dilalui. Bahkan kadang - kadang ia harus menghapalkan dahulu segala gerakan, baik itu tumpuan ataupun pegangan, sehingga biasanya orang akan melakukan free soloing climbing bila ia sudah pernah mendaki pada lintasan yang sama. Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang mampu dan benar - benar profesional yang akan melakukannya.
Atrificial Climbing
Pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan, seperti paku tebing, bor, stirrup, dll. Peralatan tersebut harus digunakan karena dalam pendakian sering sekali dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai.
By. Belantara Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar